oleh :
KH.Dr.Muhammad Sontang Sihotang., S.Si., M.Si
Laboratorium Fisika Nuklir, Fakultas MIPA,
Universitas Sumatera Utara, e-mail:
muhammad.sontang@usu.ac.id
Abstrak
Penelitian ini menyajikan kajian multidisiplin yang mengintegrasikan
ilmu fisika, metafisika, dan tasawuf dalam menelusuri proses penciptaan manusia
dari hakikat Sang Pencipta menuju tingkat insaniyah. Melalui pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, studi ini menyoroti hubungan antara aspek ilmiah (7
komponen sistem biolistrik jantung), aspek metafisika (hakikat, makrifat), dan
aspek spiritual (Martabat Tujuh dalam tasawuf). Hasil studi mengindikasikan
bahwa keseimbangan antara aspek fisik dan nonfisik memperkuat pemahaman manusia
sebagai makhluk yang berproses menuju kedekatan hakiki kepada Sang Pencipta,
sekaligus menegaskan pentingnya integrasi ilmu dan spiritualitas dalam
pencapaian insaniyah. Kata kunci: Integrasi ilmu, fisika, metafisika, tasawuf,
hakikat, makrifat, insaniyah.
Pendahuluan
Latar
Belakang Masalah
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan modern, pemahaman tentang manusia
seringkali terbatas pada aspek fisik dan empiris saja, meninggalkan aspek metafisik
dan spiritual yang esensial dalam proses penciptaan dan perjalanan kehidupan
manusia (Kamil, 2018). Di sisi lain, tradisi tasawuf dan metafisika mengajarkan
bahwa hakikat manusia yang sejati adalah bagian dari keberadaan ilahi, dan
proses penciptaan manusia adalah manifestasi dari kehendak Sang Pencipta dalam
dimensi fisik dan nonfisik (Al-Ghazali, 2014). Hubungan antara ilmu fisika,
metafisika, dan tasawuf harus dikaji secara holistik agar mampu memberikan
gambaran lengkap tentang proses penciptaan manusia, serta menegaskan bahwa
keduanya saling melengkapi dalam proses spiritual dan ilmiah (Kusuma, 2019).
Permasalahan
Bagaimana proses penciptaan manusia yang melibatkan aspek fisika melalui
sistem biolistrik jantung dan aspek metafisika serta spiritual yang terkandung
dalam konsep hakikat dan makrifat dapat diintegrasikan secara utuh? Bagaimana
kedalaman hubungan tersebut memberikan gambaran lengkap tentang kedudukan
manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan menuju insaniyah?
Pertanyaan
Kajian
1.
Bagaimana ilmu fisika (7 komponen
sistem biolistrik jantung) merepresentasikan aspek ilmiah dari proses
penciptaan manusia?
2.
Bagaimana konsep hakikat, makrifat, dan
insaniyah menjelaskan proses metafisik dan spiritual manusia?
3.
Bagaimana integrasi keduanya memberi
wawasan tentang proses penciptaan manusia yang utuh dan holistik?
Tujuan
& Objektif Kajian
·
Menganalisis hubungan antara ilmu
fisika, metafisika, dan tasawuf dalam proses penciptaan manusia.
·
Menjelaskan konsep hakikat, makrifat,
dan insaniyah dari perspektif ilmiah dan spiritual.
·
Memberikan gambaran integratif sebagai
model pemahaman manusia secara menyeluruh.
Skop
Kajian
Kajian ini terbatas pada analisis literatur dan kajian konseptual
mengenai sistem biolistrik jantung, konsep hakikat dan makrifat dalam tasawuf,
serta prosespenciptaan manusia dalam kerangka filosofis dan spiritual.
Sistematika
Kajian
1.
Pendahuluan
2.
Kajian Literatur dan Sebelumnya
3.
State of The Art
4.
Landasan Teori
5.
Metodologi
6.
Analisis SWOT
7.
Penutup (Kesimpulan, Saran, Implikasi)
Kajian
Sebelumnya
Kajian ilmiah tentang sistem biolistrik jantung menunjukkan bahwa fungsi
utama dari 7 komponen sistem tersebut—meliputi sinoatrial (SA) node, internodal
pathways, atrioventricular (AV) node, bundle of His, bundle branches, Purkinje
fibers, dan myocardium ventrikel—merupakan proses elektromekanis yang menjaga
ritme dan kesinambungan kehidupan manusia (Fuster & Sanz, 2000).
Dalam konteks spiritual dan metafisika, konsep hakikat dan makrifat
dikembangkan dalam tasawuf untuk menjelaskan perjalanan manusia menuju
kedekatan hakekat ilahi. Buku klasik seperti karya Al-Ghazali (2014) menegaskan
bahwa manusia harus menapak jalur esoteris untuk mencapai makrifat dan
insaniyah yang hakiki.
Studi modern juga menunjukkan bahwa energi spiritual dan energi biologis
saling berkaitan; energi listrik jantung tidak hanya berfungsi sebagai alat
biologis, tetapi juga simbol dari energi batin yang menggerakkan manusia menuju
tingkat kesadaran tertinggi (Kusuma, 2019).
Kedua bidang ini, secara empiris dan filosofis, saling memperkuat paradigma integral tentang keberadaan manusia.
State
of the Art
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan spiritualitas kian
menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang terdiri dari aspek fisik dan
nonfisik yang saling mengisi dan melengkapi. Pendekatan holistik ini
diaplikasikan dalam berbagai bidang kedokteran, psikologi, dan spiritualitas.
Dalam konteks kedokteran, penggunaan teknologi elektrofisiologi jantung
merupakan cermin dari penemuan ilmiah bahwa energi listrik merupakan
representasi dari energi kehidupan dan kekuatan batin manusia (Brody, 2015).
Sementara itu, dalam ranah tasawuf, konsep Martabat Tujuh menjelaskan
tahapan perjalanan spiritual manusia dalam menembus dimensi hakikat dan
makrifat, mengarah pada insaniyah sebagai puncak kedekatan terhadap Sang
Pencipta (Qushayri, 2007).
Selain
itu, sejumlah penelitian terakhir menunjukkan bahwa kedekatan batin dan
kesehatan fisik saling berkorelasi, menegaskan bahwa proses transformasi
manusia perlu diiringi oleh pemahaman integratif antara ilmu pengetahuan dan
spiritualitas.
Konsep ini menyajikan bahwa manusia bukan hanya makhluk biologis tetapi
juga makhluk rohani yang perjalanan spiritualnya dapat memperkuat proses dan
fungsi biologisnya.
Landasan
Teori
1. Teori Sistem Biolistrik dan Energi Manusia
Sistem listrik jantung, yang terdiri dari 7 komponen utama, adalah pusat
pengatur ritme kehidupan manusia yang menyebar dan menghubungkan energi
fisiologis (Fuster & Sanz, 2000). Dalam kerangka ilmiah, sistem ini menjadi
dasar pemahaman bahwa energi biologis adalah bagian dari energi universal yang
menghidupkan makhluk.
2. Teori Hakikat dan Makrifat dalam Tasawuf
Konsep hakikat menurut Al-Ghazali (2014), adalah esensi keberadaan Allah
dan manusia, sedangkan makrifat merupakan pengalaman langsung dan langsung
menyatu dengan hakikat tersebut. Tasawuf menegaskan bahwa perjalanan spiritual
mengarah pada penyatuan fana dan Bashirah dengan hakikat ilahi (Qushayri,
2007).
3. Teori Holisme dan Integrasi
Dalam filsafat kontemporer, teori holisme memandang manusia sebagai kesatuan
dari aspek fisik dan nonfisik (Tiefenbacher, 2016). Keseimbangan dari keduanya
menjadi dasar utama dalam memahami keberadaan manusia secara utuh dan lengkap.
Metodologi
Pendekatan Penelitian
Artikel ini menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif secara bersamaan.
Kualitatif:
· Pengumpulan data dari literatur
primer dan sekunder dari jurnal internasional, kitab klasik tasawuf, dan studi
klinis kedokteran.
· Analisis interpretatif terhadap
hubungan makna simbolik dan fenomenologis antara sistem biologis dan konsep
spiritual.
Kuantitatif:
· Mengukur korelasi antara
keberadaan komponen sistem elektrikal jantung dan tingkat spiritualitas melalui
survei dan studi klinis terkait.
Data dan Teknik Analisis
· Data primer diperoleh dari
wawancara ahli kedokteran dan spiritual.
· Data sekunder dari literatur
ilmiah dan kitab keislam
lengkapi lagi.
Teknik Analisis
· Analisis
kualitatif: Menafsirkan makna simbolik dan
filosofi dari hubungan antara sistem elektrikal jantung dan konsep spiritual,
termasuk proses perjalanan hakikat dan makrifat.
· Analisis kuantitatif: Menggunakan statistik korelasi untuk mengukur hubungan antara
indikator fungsi sistem elektrikal jantung dan tingkat spiritualitas (misalnya
tingkat makrifat dan insaniyah) berdasarkan data klinis dan survei.
Sampel dan Data
· Data primer dari wawancara dan
observasi di lapangan (dokter spesialis jantung dan ulama tasawuf).
· Data sekunder dari literatur
ilmiah dan kitab klasik.
SWOT
Analisis dan Pembahasan
Kekuatan (Strengths) |
- Mengintegrasikan aspek ilmiah dan spiritual
dalam pemahaman
manusia utuh. adalah
bagian dari energi ilahi. pengembangan
kesehatan dan spiritualitas. |
Kelemahan
(Weaknesses) |
-
Kurangnya data empiris langsung yang mengukur hubungan keduanya secara kuantitatif. diukur
secara ilmiah. |
Peluang
(Opportunities) |
-
Pengembangan ilmu pengobatan integratif yang memperhatikan aspek fisik dan batin. keseimbangan energi dan spiritualitas. dan kesehatan holistik. |
Ancaman
(Threats) |
-
Resistensi dari kalangan medis konvensional terhadap aspek spiritual. tidak nyata dalam praktik. |
Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem listrik jantung dan konsep
hakikat, makrifat, serta insaniyah saling terkait sebagai dua aspek yang saling
memperkuat. Sistem biologis adalah manifestasi energi kehidupan yang
menghidupkan manusia secara fisik, sedangkan perjalanan spiritual melalui
Martabat Tujuh memurnikan dan menyadarkan manusia akan hakikat dirinya sebagai
makhluk ilahi.
Selain itu, integrasi tersebut membuka peluang baru dalam pengembangan
paradigma kesehatan dan spiritualitas yang tidak lagi memandang keduanya secara
terpisah. Keseimbangan energi biologis dan batin merupakan fondasi utama menuju
manusia yang lengkap dan mampu mencapai maqam keinsafan dan kedekatan kepada
Sang Pencipta.
Penutup
Kesimpulan
· Sistem biolistrik jantung yang
terdiri dari tujuh komponen utama sebagai simbol energi biologis berkorelasi
dengan konsep hakikat dan makrifat dalam tasawuf, menunjukkan bahwa keberadaan
manusia adalah hasil dari proses penciptaan yang spiritual dan ilmiah secara
bersamaan.
· Perjalanan manusia dari hakikat
Sang Pencipta menuju insaniyah dapat dipahami sebagai perjalanan energi
nonfisik yang memperkuat fungsi biologis dan spiritualnya.
· Integrasi ilmu fisika,
metafisika, dan tasawuf memberikan gambaran lengkap tentang keberadaan manusia
sebagai makhluk yang diciptakan dan berproses mencapai kedekatan hakiki kepada
Allah.
Saran
dan Rekomendasi
· Perlu dikembangkan penelitian
empiris yang mengukur hubungan langsung antara fungsi sistem listrik jantung
dan tingkat spiritualitas manusia.
· Pengembangan paradigma
pendidikan kedokteran dan spiritualitas yang holistik, mengintegrasikan aspek
ilmiah dan spiritual.
· Memasukkan budaya spiritual dan
sains dalam kurikulum pengajaran untuk memperkuat pemahaman manusia secara
menyeluruh.
Implikasi
Implementasi paradigma ini dapat mendorong masyarakat memahami bahwa
kesehatan dan spiritualitas adalah dua sisi dari mata uang yang sama dan
keduanya menjadi aspek penting dalam membentuk manusia utuh yang sadar dan
bertakwa kepada Sang Pencipta.
Dengan
demikian, artikel ini memberikan pendekatan multidisiplin yang menggabungkan
ilmu fisika, metafisika, dan tasawuf sebagai upaya memahami proses penciptaan
manusia dari hakikat Sang Pencipta menuju tingkat insaniyah yang hakiki.(ms2)