Oleh : Kiyai Khalifah Dr Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si.*
Alumnus S-1 (USU), S-2 (UI), S3 Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia @ Materials Physics, Meta Physics & Hiper Meta Physics Sufistics.
Abstrak
Dalam konteks perkembangan global dan revolusi industri 4.0, universitas sebagai pusat inovasi dan sumber daya manusia unggul dituntut mampu meningkatkan daya saingnya di tingkat internasional. Makalah ini membahas strategi pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) melalui penerapan konsep Model Hepta Helix, SDGs (Sustainable Development Goals), Indeks Kinerja Universitas (IKU), dan Green University. Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem inovasi yang sinergis, berkelanjutan, dan humanis, serta mampu meningkatkan kualitas akademik dan inovasi secara menyeluruh. Melalui integrasi konsep-konsep tersebut, USU diharapkan mampu tampil berbeda dan kompetitif di tingkat dunia, sekaligus memberikan dampak nyata terhadap pembangunan nasional dan Indonesia secara umum. Makalah ini juga menekankan pentingnya kolaborasi multi-pihak dan nilai-nilai keberlanjutan dalam mencapai visi tersebut.
Kata Kunci:
Model Hepta Helix, SDGs, IKU, Green University, Universitas Sumatera Utara, Daya Saing Internasional, Pembangunan Berkelanjutan, Inovasi, Sinergi, Universitas Berkelanjutan
Pendahuluan
Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0, perguruan tinggi di seluruh dunia dituntut untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya secara internasional. Universitas Sumatera Utara (USU), sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, berusaha untuk adaptif dengan inovasi dan kebijakan yang menunjang keberlanjutan serta pengembangan kapasitas akademik dan non-akademik. Konsep-konsep seperti Model Hepta Helix, Sustainable Development Goals (SDGs), Indeks Kinerja Universitas (IKU), dan Green University menjadi strategi penting untuk mendorong USU tampil beda dan bersaing di panggung internasional.
1. Konsep dan Keterkaitan Model Hepta Helix
Model Hepta Helix adalah paradigma inovatif yang melibatkan tujuh pilar utama—pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, media, pendidikan, dan lingkungan—untuk menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan (Carayannis & Campbell, 2009). Penerapan model ini di perguruan tinggi seperti USU diharapkan mampu menciptakan sinergi yang kuat antara berbagai pihak untuk mendukung riset, pengabdian masyarakat, dan pengembangan inovasi.
2. SDGs dan Peran Perguruan Tinggi
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan memuat 17 target global yang bertujuan memperbaiki kualitas kehidupan manusia dan lingkungan (United Nations, 2015). Perguruan tinggi memiliki peran sentral dalam mencapai SDGs melalui penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan.
3. Indeks Kinerja Universitas (IKU) sebagai Alat Pengukur
IKU merupakan indikator yang mengukur kinerja akademik, inovasi, dan daya saing universitas di tingkat nasional dan internasional (Kemristek Dikti, 2020). Penerapan IKU dapat membantu USU menilai keberhasilannya dalam mencapai target dan meningkatkan mutu.
4. Green University dan Pengembangan Ramah Lingkungan
Konsep Green University menitikberatkan pada pembangunan kampus yang berwawasan lingkungan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serta mengurangi jejak karbon (OECD, 2019). Langkah ini penting agar USU dapat menjadi kampus berkelanjutan dan menarik perhatian global.
5. Sinergi, Humanis, dan Terpadu sebagai Nilai Inti
Dalam pengembangan institusi, nilai-nilai sinergi, humanisme, dan terintegrasi menjadi fondasi penting agar perguruan tinggi mampu melahirkan sumber daya manusia yang kompeten, inovatif, dan berwawasan sosial.
Untuk menempatkan USU sebagai pusat keunggulan internasional, perlu integrasi strategi-strategi tersebut secara komprehensif dan berkesinambungan. Melalui penerapan Model Hepta Helix, SDGs, IKU, serta Green University, diharapkan USU bukan hanya mampu meningkatkan kualitas akademik dan inovasi, tetapi juga memberi dampak nyata terhadap pembangunan nasional dan Indonesia secara umum.
Kajian Sebelumnya
Berbagai penelitian dan kajian telah membahas pentingnya pengembangan perguruan tinggi yang bermutu dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan daya saing nasional dan internasional. Salah satu konsep yang banyak diadopsi adalah model Hepta Helix, yang memfokuskan pada kolaborasi antara tujuh pilar utama: pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, media, pendidikan, dan lingkungan (Carayannis & Campbell, 2009). Model ini dinilai efektif dalam menciptakan ekosistem inovasi yang sinergis dan berorientasi pada keberlanjutan.
Selain itu, konsep Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi landasan penting dalam mengarahkan kegiatan penelitian dan pengajaran perguruan tinggi menuju keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan (United Nations, 2015). Banyak perguruan tinggi di dunia mulai mengintegrasikan SDGs dalam strategi pengembangan institusinya.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa penerapan Indeks Kinerja Universitas (IKU) berperan sebagai indikator efektif dalam mengukur keberhasilan dan kemajuan institusi pendidikan tinggi, termasuk aspek inovasi, internasionalisasi, dan keberlanjutan (Kemristek Dikti, 2020). Kinerja yang baik dapat meningkatkan reputasi dan daya saing universitas di tingkat global.
Lebih jauh, konsep Green University semakin dilirik sebagai upaya perguruan tinggi menjadi pusat pendidikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (OECD, 2019). Banyak institusi yang telah melaksanakan program-program eco-campus dan green policies, sebagai bagian dari kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, penelitian tentang nilai sinergi, humanisme, dan keberlanjutan menunjukkan bahwa pengembangan karakter dan budaya institusional yang kuat menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mencapai visi besar, terutama dalam konteks pembangunan nasional dan internasional (Ritzer, 2015).
Secara umum, kajian sebelumnya menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan perguruan tinggi untuk bersaing di tingkat internasional sangat dipengaruhi oleh integrasi berbagai konsep tersebut secara sinergis dan berkelanjutan. Namun, implementasi konsep-konsep ini secara terpadu di lingkungan perguruan tinggi nasional, khususnya USU, masih memerlukan kajian dan strategi kontekstual yang komprehensif.
State of the Art
Dalam beberapa dekade terakhir, pengembangan universitas yang berkelanjutan dan inovatif menjadi fokus utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan daya saing internasional. Berbagai studi dan inisiatif global telah mengarah pada adopsi konsep-konsep seperti Model Hepta Helix, Sustainable Development Goals (SDGs), dan Green University sebagai kerangka kerja utama.
1. Implementasi Model Hepta Helix
Penelitian oleh Carayannis dan Campbell (2009) menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, media, pendidikan, dan lingkungan merupakan kunci dalam mengakselerasi inovasi dan pengembangan wilayah. Banyak universitas di dunia, seperti Universitas Cambridge dan Stanford, telah mengintegrasikan model ini dalam strategi inovasi dan pengembangan daerah.
2. SDGs dan Peningkatan Kinerja Perguruan Tinggi
Sejumlah studi internasional menegaskan pentingnya integrasi SDGs dalam kurikulum dan riset universitas untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (Huckle & Wals, 2015). Perguruan tinggi di berbagai negara mulai mengaitkan indikator kinerja mereka dengan pencapaian target SDGs secara sistematis.
3. Green University sebagai Tren Global
Konsep Green University telah menjadi standar baru dalam pembangunan kampus berkelanjutan. Lembaga seperti United Nations University dan OECD mendorong perguruan tinggi agar mengadopsi kebijakan ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan kampus (OECD, 2019). Banyak universitas di dunia, termasuk di Asia dan Eropa, menerapkan eco-campus dan green policy sebagai bagian dari strategi keberlanjutan.
4. Peningkatan Daya Saing Melalui Indeks Kinerja
Indeks Kinerja Universitas (IKU) telah diadopsi secara luas sebagai alat pengukuran keberhasilan institusi akademik di Indonesia dan negara lain (Kemristek Dikti, 2020). Penggunaan indikator kinerja ini terbukti mampu mendorong peningkatan mutu dan memperkuat posisi universitas dalam ranking internasional.
5. Isu Sinergi, Humanisme, dan Terpadu dalam Pengembangan Institusi
Pendekatan yang humanis dan sinergis semakin dihargai dalam pembangunan institusi pendidikan tinggi. Lembaga seperti UNESCO dan berbagai studi tentang karakter institusi menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai ini penting untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dan daya saing global (Ritzer, 2015).
Menurut kondisi terkini, keberhasilan universitas dalam menghadapi kompetisi global sangat ditentukan oleh kemampuan mengintegrasikan berbagai konsep tersebut secara sistematis dan inovatif. USU sebagai salah satu institusi yang berupaya menerapkan konsep-konsep ini, perlu menyesuaikan strategi dengan perkembangan tren global dan teknologi mutakhir untuk meningkatkan mutu dan daya saing internasionalnya.
Grand Theories
Dalam pengembangan universitas yang berkelanjutan dan berskala internasional, beberapa teori dasar yang menjadi landasan utama meliputi teori konstruksionalisme sosial, teori sistem, dan teori inovasi.
1. Teori Sistem (System Theory)
Model Hepta Helix sendiri berdasarkan teori sistem kompleks yang berfokus pada interaksi dinamis antar bagian yang saling terkait. Menurut von Bertalanffy (1968), sistem yang efektif adalah yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan melakukan adaptasi melalui hubungan interdependen antar unsur-unsurnya. Dalam konteks universitas, model ini menegaskan bahwa keberhasilan institusi sangat tergantung pada sinergi berbagai pihak dan faktor eksternal seperti industri, pemerintah, dan masyarakat.
2. Teori Inovasi (Innovation Theory)
Teori inovasi dari Everett Rogers (2003) menekankan pentingnya kolaborasi dan adopsi inovasi dalam mempercepat perubahan organisasi. Dalam konteks pengembangan universitas, inovasi harus dipromosikan melalui kolaborasi multi-pihak dan adaptasi terhadap kebutuhan dunia global, termasuk penerapan green campus dan pencapaian SDGs.
3. Teori Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Theory)
Diadopsi dari konsep Brundtland (1987), teori ini menyatakan bahwa pembangunan harus memberi manfaat saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Pengembangan universitas yang berkelanjutan harus menitikberatkan pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang, yang mana konsep Green University menjadi implementasi nyata dari prinsip ini.
4. Teori Kinerja dan Pengukuran (Performance and Measurement Theory)
Framework pengukuran kinerja institusi, seperti IKU, berdasarkan teori manajemen kinerja yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992). Teori ini menegaskan pentingnya indikator kinerja yang jelas dan terukur untuk menilai keberhasilan strategi institusi, dan mendorong peningkatan kualitas secara berkelanjutan.
Keterpaduan teori sistem, inovasi, keberlanjutan, dan pengukuran kinerja menjadi landasan utama dalam membangun model pengembangan universitas seperti USU. Keberhasilan implementasi strategi tersebut dapat meningkatkan daya saing institusi secara global dan mendukung pembangunan nasional secara luas.
Peta Konsep
Pembangunan Universitas Membangun Indonesia yang Berkelanjutan dan Kompetitif Internasional
1. Konteks Utama
- Universitas Sumatera Utara (USU)
- Daya Saing Internasional
- Kualitas dan Reputasi
- Pembangunan Nasional dan Indonesia
2. Konsep Utama
- Model Hepta Helix
- Pilar: Pemerintah, Industri, Akademisi, Masyarakat, Media, Pendidikan, Lingkungan
- Sinergi & Kolaborasi
- Ekosistem Inovasi
- SDGs (Sustainable Development Goals)
- Tujuan Berkelanjutan
- Pengembangan Kurikulum & Riset
- Pembangunan Sosial, Ekonomi, & Lingkungan
- IKU (Indeks Kinerja Universitas)
- Pengukuran Kinerja
- Indicator: Inovasi, Internationalisasi, Kinerja Akademik
- Peningkatan Mutu & Peringkat
- Green University
- Kampus Ramah Lingkungan
- Eco-campus & Green Policy
- Pengurangan Jejak Karbon & Pengelolaan Sumber Daya
3. Nilai dan Prinsip Pendukung
- Sinergi antara berbagai pihak
- Humanisme dalam pengembangan SDM
- Terpadu antara aspek akademik, sosial, dan lingkungan
- Inovasi dan Adaptasi terhadap perubahan global
4. Tujuan Utama
- Peningkatan Mutu dan Reputasi USU
- Meningkatkan Daya Saing Global
- Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Nasional
- Menciptakan Kampus Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
METODOLOGI KAJIAN (Perspektif)
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis dokumentasi untuk mengeksplorasi strategi pembangunan universitas berbasis konsep Model Hepta Helix, SDGs, IKU, dan Green University. Langkah-langkahnya meliputi:
- Pengumpulan Data
- Studi pustaka dari berbagai sumber terpercaya, termasuk jurnal internasional dan nasional, laporan resmi pemerintah, dan dokumen institusi terkait.
- Pengumpulan data sekunder melalui laporan dan dokumen strategis USU, termasuk dokumen visi misi, laporan kinerja, dan kebijakan lingkungan.
- Analisis Literatur
- Menganalisis teori dan kerangka konseptual terkait Model Hepta Helix, SDGs, IKU, dan Green University.
- Menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan studi kasus universitas yang telah sukses menerapkan konsep tersebut.
- Analisis Konten
- Mengkaji implementasi dan penerapan konsep-konsep tersebut di USU dan institusi lain yang relevan.
- Mengidentifikasi faktor pendukung dan hambatan dalam pelaksanaan strategi pembangunan berkelanjutan dan internasionalisasi.
- Sintesis dan Interpretasi Data
- Menyusun kerangka strategi pembangunan USU yang mengintegrasikan model-model tersebut secara sinergis dan berkelanjutan.
- Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan studi kasus untuk optimalisasi peran USU ke depan.
- Verifikasi Data dan Validitas
- Melakukan cross-check terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk memastikan keakuratan dan keandalannya.
SWOT Analysis USU dalam Membangun Daya Saing dan Kualitas Internasional
Strengths (Kekuatan)
- Lokasi Strategis: USU berada di pusat Kota Medan yang memudahkan akses dan peluang kolaborasi dengan berbagai pihak.
- Reputasi dan Akreditasi: Memiliki reputasi yang baik secara nasional dan sejumlah program unggulan yang diakui.
- SDG dan Green Campus: Komitmen terhadap keberlanjutan dan ramah lingkungan, menjadi nilai tambah di era globalisasi dan keberlanjutan.
- Dukungan Infrastruktur dan Sumber Daya: Fasilitas laboratorium dan fasilitas pendukung yang lengkap dan modern.
Weaknesses (Kelemahan)
- Kurangnya Integrasi Strategi: Perlu konsistensi dan sinergi yang lebih baik antara berbagai aspek pembangunan berbasis konsep model Hepta Helix dan Sustainable Development.
- Keterbatasan Output Inovasi: Produk inovasi dan riset yang masih terbatas untuk bersaing secara internasional.
- Ketersediaan Sumber Daya Manusia: Kualitas SDM, terutama dosen dan peneliti, perlu ditingkatkan agar mampu bersaing di tingkat global.
- Kurangnya Promosi Internasional: Masih minim kegiatan kerja sama internasional dan publikasi internasional.
Opportunities (Peluang)
- Dukungan Pemerintah dan Kebijakan: Program pemerintah yang mendukung-program inovasi dan pembangunan berkelanjutan melalui regulasi dan dana.
- Globalisasi dan Komunitas Internasional: Peluang meningkatkan kolaborasi internasional, publikasi, dan peringkat global.
- Permintaan Global akan Pendidikan Berkelanjutan: Meningkatnya minat dunia terhadap Green Campus dan SDGs dapat meningkatkan daya tarik internasional.
- Teknologi Digital: Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan visibility dan kolaborasi internasional.
Threats (Ancaman)
- Persaingan Global: Banyak universitas di dunia juga mengadopsi strategi serupa untuk bersaing di peringkat internasional.
- Perubahan Regulasi dan Kebijakan: Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung secara konsisten dapat menghambat proses pembangunan.
- Keterbatasan Dana dan Investasi: Persaingan mendapatkan dana internasional dan investasi untuk riset dan inovasi.
- Percepatan Perubahan Teknologi dan Tren Global: Kecenderungan teknologi baru dan tren global yang cepat berubah memerlukan adaptasi yang cepat pula.
Pembahasan SWOT
Strategi pembangunan USU harus mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman. Keunggulan lokasi dan reputasi menjadi modal utama dalam meningkatkan daya tawar dan kolaborasi internasional. Fokus pada riset inovatif dan publikasi internasional penting untuk meningkatkan peringkat dan reputasi global.
Pengembangan SDGs dan Green University harus dijadikan pilar utama sebagai daya tarik global sekaligus bagian dari strategi keberlanjutan. Sementara itu, inovasi dalam pengelolaan sumber daya manusia, promosi global, dan kemitraan internasional harus ditingkatkan sebagai langkah proaktif mengantisipasi persaingan dan perubahan tren dunia.
Untuk mengatasi kelemahan, USU perlu memperkuat kolaborasi multidisiplin dan meningkatkan kualitas riset serta sumber daya manusia melalui program pelatihan, peningkatan kapasitas, dan insentif yang memotivasi. Sementara itu, pengelolaan risiko harus diperkuat guna menghadapi ancaman dari dinamika global dan birokrasi.
USU Berdampak Terhadap Masyarakat
Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam memberikan dampak nyata kepada masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Penerapan konsep-konsep seperti Model Hepta Helix, SDGs, Green University, dan pengembangan inovasi telah memperkuat kontribusi USU dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
USU melalui program pendidikan dan pelatihan yang berbasis kebutuhan lokal dan global turut meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat. Lulusan yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat, seperti pengelolaan sumber daya alam, kesehatan, dan teknologi.
2. Pemberdayaan Masyarakat melalui Inovasi dan Riset
Keberhasilan riset dan inovasi yang dilakukan di USU diarahkan untuk menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi di masyarakat, misalnya teknologi ramah lingkungan, pengelolaan limbah, serta pengembangan produk berbasis sumber daya lokal. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi akademisi kepada masyarakat sekitar.
3. Pengembangan Kampus Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
Konsep Green University yang diterapkan di USU tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan kampus, tetapi juga memberikan contoh dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. Kampus yang hijau dan ramah lingkungan menjadi pusat edukasi dan inovasi sosial yang berdampak luas.
4. Peningkatan Ekonomi Lokal
Kemitraan USU dengan industri dan pelaku usaha lokal turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. pengembangan produk dan teknologi hasil riset USU membuka peluang usaha baru dan penciptaan lapangan kerja, yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Membangun Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Melalui kegiatan-kegiatan sosial, pelatihan, dan program edukasi, USU turut membangun partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan, memperkuat nilai-nilai humanis, solidaritas, dan gotong royong.
USU bukan hanya sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Kontribusi ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, mandiri, dan berwawasan lingkungan.
Penutup
Implementasi konsep Model Hepta Helix, SDGs, IKU, dan Green University di Universitas Sumatera Utara (USU) menunjukkan bahwa perguruan tinggi mampu menjadi agen perubahan dan pembangunan berkelanjutan. USU tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan dan inovasi, tetapi juga sebagai institusi yang memberikan dampak nyata terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Melalui berbagai program pengabdian, inovasi riset, dan pengembangan berkelanjutan, USU telah membuktikan bahwa keberuntungan institusi pendidikan tinggi akan lebih bermakna jika memiliki dampak positif yang luas bagi masyarakat, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Ke depan, USU harus terus memperkuat peran strategis ini, menjadi contoh dan motor penggerak dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan demikian, USU tidak hanya mampu bersaing secara internasional, tetapi juga benar-benar menjadi universitas yang berdampak dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia secara luas.
Saran
Disarankan agar USU terus memperkuat sinergi antara berbagai elemen terkait melalui kolaborasi multi-pihak dan inovasi teknologi. Pengembangan program-program internasional, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta promosi aktif hasil-hasil riset dan inovasi di tingkat global perlu menjadi prioritas utama. Selain itu, perlu adanya evaluasi berkala terhadap implementasi strategi yang telah dirancang untuk memastikan pencapaian target yang optimal.
Implikasi
Penerapan konsep ini diharapkan mampu meningkatkan reputasi akademik dan daya saing USU di tingkat internasional, serta berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan berkelanjutan Indonesia melalui inovasi dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Implementasi strategi ini juga akan memperkuat posisi USU sebagai institusi pendidikan tinggi yang berorientasi pada keberlanjutan dan inovasi global.
Rekomendasi
- Meningkatkan kolaborasi internasional melalui joint research, pertukaran mahasiswa, dan kerjasama industri global.
- Mengintegrasikan SDGs dalam seluruh program akademik, riset, dan pengelolaan kampus.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi internasional serta peringkat global universitas.
- Mendorong penerapan prinsip-prinsip Green University dalam seluruh aspek pengelolaan kampus dan kegiatan akademik.
- Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian dan keberlanjutan program terkait untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.* (ms2).