KH. Dr.
Muhammad Sontang Sihotang S.Si, M.Si*.(Alumnus Universiti
Zainal Abidin (UniSZA) Kuala Terengganu, Malaysia, Bidang Kajian : Metafisika
Tasawuf, Kepala Laboratorium Fisika Nuklir, Prodi Fisika, Fakultas Matematika
& Ilmu Pengetahuan Alam, Peneliti Pusat Unggulan Ipteks Karbon &
Kemenyan-Universitas Sumatera Utara (USU)-Medan, Dosen Prodi Ilmu Filsafat
Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB)-Medan, Mantan Dosen Sains Fizik /
Quantum Physics, Fisika Kelautan, Food & Technology Physics, Fakulti Sains dan Teknologi (FST), Universiti
Malaysia Terengganu (UMT), Malaysia, Tahun 2007-2013, Mantan Dosen Fisika Keperawatan,
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), d/h Salemba, Jakarta
Pusat, Tahun 1996 s.d 2000.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi
pendekatan hipermetafisika dalam menjelaskan akar penyebab berbagai
permasalahan multidimensi yang dihadapi manusia modern, khususnya melalui
keterputusan spiritual antara makhluk dengan Penciptanya (Alloooh). Dengan
merujuk pada Teori Koneksi Vertikal Transendental (TVT), artikel ini
menganalisis hubungan antara dislokasi spiritual dengan gangguan psikologis,
disorientasi eksistensial & krisis moral. Penelitian ini mengkaji integrasi teori hipermetafisika
ke dalam praktik psikoterapi tasawuf, menekankan pada metode penyembuhan jiwa
berbasis pendekatan sufistik. Pendekatan ini menawarkan paradigma baru dalam
penyelesaian krisis psikologis kontemporer dengan mengutamakan rekoneksi
vertikal sebagai fondasi penyembuhan jiwa & pemulihan makna hidup.
Kata kunci:
Hipermetafisika, koneksi vertikal, tasawuf, krisis eksistensial, psikoterapi
Islam
1. Pendahuluan
Selayang Pandang
Di era percepatan teknologi & ketidakpastian moral, umat
manusia menghadapi krisis yang tidak semata-mata bersifat material, melainkan
bersifat sangat metafisik. Paradigma modern yang berakar pada rasionalisme
sekuler & materialisme gagal memberikan jawaban yang koheren atas
meningkatnya gangguan psikologis, sosial & ekologis. Kajian ini
memperkenalkan kerangka kerja hipermetafisika yang menempatkan keterputusan
spiritual sebagai inti dari masalah-masalah multidimensional tersebut.
Dengan merujuk pada pemikiran Islam klasik & teori
transpersonal kontemporer, analisis ini bertujuan menempatkan kembali hubungan
manusia dengan Alloooh sebagai sumbu ontologis bagi pemulihan global.
Latar Belakang Kajian
Manusia modern dihadapkan pada beragam permasalahan
psikologis & sosial
yang kompleks seperti kecemasan, depresi, alienasi sosial, krisis identitas & degradasi moral. Meskipun
berbagai terapi modern telah dikembangkan, pendekatan tersebut kerap tidak
menyentuh akar ontologis dari persoalan. Dalam tradisi keilmuan Islam, krisis
semacam ini ditelusuri sebagai akibat dari keterputusan hubungan spiritual
antara makhluk dengan Penciptanya. Hipermetafisika sebagai pendekatan filosofis
mendalam berperan mengurai keterkaitan antara krisis eksistensial & dislokasi transendental.
Permasalahan Kajian
- Mengapa berbagai permasalahan psikologis &
moral manusia modern tidak dapat diselesaikan secara tuntas dengan
pendekatan materialistik & sekuler?
- Bagaimana hipermetafisika menjelaskan
keterputusan spiritual sebagai akar krisis?
- Bagaimana aplikasi psikoterapi tasawuf dapat
menjadi solusi transformatif terhadap persoalan tersebut?
Pertanyaan Kajian
1.
Apa hakikat koneksi vertikal menurut
hipermetafisika Islam?
2.
Bagaimana keterputusan vertikal menyebabkan krisis
jiwa?
3.
Bagaimana psikoterapi tasawuf bekerja sebagai
aplikasi pemulihan spiritual?
Tujuan Kajian
Untuk menganalisis secara mendalam keterkaitan
antara dislokasi spiritual & krisis manusia modern, serta menjelaskan bagaimana pendekatan
psikoterapi tasawuf dapat menjadi solusi.
Objektif Kajian
- Menyusun kerangka konseptual hipermetafisika
berbasis tauhid
- Menjelaskan teori Koneksi Vertikal
Transendental (TVT)
- Mengintegrasikan teori tersebut ke dalam
metode psikoterapi tasawuf
Manfaat Kajian
Kajian ini bermanfaat untuk memperluas kerangka
berpikir multidisipliner antara filsafat Islam, psikologi spiritual & praktik terapi. Ia dapat
digunakan dalam pendidikan, rehabilitasi kejiwaan & pengembangan karakter berbasis
nilai-nilai transendental.
Skop Kajian
Kajian ini mencakup aspek teoritik (teori TVT & hipermetafisika) & aspek aplikatif (psikoterapi
tasawuf), dengan fokus pada konteks krisis manusia modern.
Batasan Kajian
Penelitian ini bersifat teoretis-konseptual & tidak melibatkan uji klinis
terapi sufistik secara empiris.
Implikasi Kajian
Kajian ini membuka peluang integrasi antara terapi
psikologis &
spiritual, serta mendorong pembentukan kurikulum & program penyembuhan berbasis tasawuf.
Peta Konsep Kajian
- Krisis Eksistensial
- → Ketidakseimbangan ontologis
- → Diskoneksi vertikal
- Hipermetafisika Islam
- → Tauhid
- → Fitrah
- → Ma'rifatulloh
- Teori Koneksi Vertikal Transendental (TVT)
- → Disorientasi nilai
- → Gangguan psikologis
- Psikoterapi Tasawuf
- → Dzikir
- → Muraqabah
- → Tazkiyah al-nafs
- Reintegrasi Spiritual
- → Penyembuhan jiwa
- → Keseimbangan hidup
Kajian Sebelumnya
Berbagai studi telah menyoroti hubungan antara
spiritualitas &
kesehatan mental (Rothman & Coyle, 2018; Sulaiman, 2018). Badri (2000)
menegaskan pentingnya kontemplasi & dzikir sebagai metode penyembuhan jiwa. Namun,
belum banyak penelitian yang menggabungkan kerangka metafisika Islam secara
filosofis (hipermetafisika) dengan praktik psikoterapi tasawuf.
State of the Art
Pendekatan ini unik karena:
1. Menyatukan filsafat Islam klasik & pendekatan sufistik dalam
kerangka teoritik TVT.
2.
Mengisi celah antara studi spiritualitas Islam & praktik psikoterapi Islam
modern.
3.
Menawarkan sintesis konseptual untuk terapi jiwa
berbasis rekoneksi Ilahiah.
Grand Teori: Teori Koneksi
Vertikal Transendental (TVT) TVT menyatakan bahwa dislokasi
vertikal antara makhluk & Pencipta
menyebabkan disharmoni dalam seluruh aspek kehidupan. Rekoneksi vertikal
melalui metode tasawuf dipandang sebagai satu-satunya jalan untuk memulihkan
keharmonisan eksistensial.
Kajian Pustaka
- Al-Ghazali (2005). Ihya Ulumuddin: pentingnya
hati sebagai pusat koneksi Ilahiah.
- Ibn Qayyim (1997). Madarij al-Salikin:
tahap-tahap perjalanan spiritual.
- Nasr (1996). Desakralisasi sebagai sumber
krisis modern.
- Taylor (2007). A Secular Age: hilangnya
kerangka makna.
- Rothman (2020). Pengembangan kepribadian
Islami melalui psikoterapi.
Kerangka Teoretis : Teori Koneksi Vertikal
Transendental (TVT)
TVT menyatakan bahwa semua ketidakseimbangan dalam
kehidupan manusia bersumber dari terputusnya koneksi vertikal (transendental)
antara manusia & Alloooh.
Diskoneksi ini merusak fitrah manusia & melemahkan koherensi spiritual, moral & eksistensial baik pada individu
maupun masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Al-Ghazali, "Hati yang
terputus dari Tuhannya (Alloooh) adalah hati yang mati" (Al-Ghazali,
2005). Teori ini berpijak pada prinsip metafisik Islam (tauhid, ma'rifatullah),
konsep transformasi batin dalam tasawuf, serta wawasan psikologi transpersonal
tentang aktualisasi diri & krisis
spiritual (Maslow, 1968; Rothman, 2020).
Metodologi Kajian
Kajian yang akan diuraikan pada masa yang akan dating ini menggunakan
metode meta-sintesis kualitatif, dengan menggabungkan pendekatan analisis
konseptual, telaah pustaka, & interpretasi hermeneutik
filosofis atas teks-teks
metafisika, analisis pustaka klasik & modern, komparasi sufistik serta psikologi
transpersonal.
Sumber primer meliputi manuskrip Islam klasik, teks klasik
tasawuf & jurnal ilmiah terindeks dalam bidang psikologi, filsafat & teologi.
Data sekunder mencakup studi kasus dari praktik terapi
spiritual kontemporer, jurnal psikologi Islam & filsafat metafisika
Analisis Hasil (Temuan) & Pembahasan
Diskoneksi Spiritual & Krisis
Psikologis Krisis mental muncul karena keterputusan dengan Alloooh. Jiwa tidak
menemukan tempat berpijak ketika tidak terhubung dengan sumber makna (QS.
Taha:124).
Efektivitas Terapi Sufistik Teknik
dzikir &
muraqabah menghasilkan efek psikologis: menurunkan kecemasan, meningkatkan
kesadaran diri &
membentuk stabilitas emosi.
TVT sebagai Kerangka Klinik &
Spiritualitas
TVT menyatukan aspek klinis & ruhani. Proses terapi tidak
hanya mengobati, tetapi menata ulang orientasi hidup & eksistensi diri secara transendental.
Diskoneksi Ontologis & Krisis Eksistensial
Keterputusan dari Alloooh menyebabkan lemahnya tujuan hidup, identitas &
kompas moral manusia. Charles Taylor (2007) dalam "A Secular Age"
mengemukakan bahwa modernitas mendorong erosi kerangka transendental, yang
mengakibatkan hilangnya makna secara luas. Artikel ini memperluas tesis Taylor
dengan menggunakan konsep ruh & qalb dalam Islam sebagai inti ontologis
yang harus senantiasa terhubung dengan Tuhan (Alloooh).
Fragmentasi Moral & Sosial Penurunan koneksi vertikal
termanifestasi sebagai relativisme etika &
disintegrasi sosial. Seyyed Hossein Nasr (1996) menekankan bahwa desakralisasi
pengetahuan & etika merupakan gejala dari amnesia spiritual. Ini mendukung
klaim bahwa keruntuhan moral bukan semata masalah sosiologis, tetapi bersifat
metafisik.
Krisis Ekologis sebagai Krisis Spiritual Degradasi lingkungan dipahami bukan
hanya sebagai masalah teknis atau ekonomi, tetapi sebagai gejala dari keretakan
metafisik. Artikel ini merujuk pada Berry (1999) serta Tucker & Grim (2014)
tentang ekologi spiritual untuk menunjukkan bahwa eksploitasi alam oleh manusia
berasal dari kehilangan pandangan sakral tentang alam semesta.
Integrasi Hipermetafisika dengan Psikoterapi Tasawuf Aspek terapeutik dari rekoneksi
dengan Alloooh tampak dalam metodologi psikoterapi tasawuf. Teknik seperti
muraqabah (kesadaran pengawasan Alloooh) & dzikir (pengingatan) dapat
memfasilitasi penyembuhan jiwa, mengarahkan kembali diri kepada Yang Ilaaahi, &
memulihkan keseimbangan eksistensial (Badri, 2000; Rothman & Coyle, 2018).
Penutup
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa akar dari krisis multidimensional
yang dihadapi umat manusia terletak pada dislokasi metafisik, yakni
keterputusan dari Alloooh. Teori Koneksi Vertikal Transendental (TVT) yang
diajukan menawarkan kerangka ontologis yang koheren untuk menafsirkan & mengatasi
krisis-krisis tersebut. Membangun kembali koneksi vertikal bukan hanya
keharusan spiritual, tetapi juga prasyarat bagi kebangkitan etika, penyembuhan
psikologis & ko-eksistensi yang berkelanjutan.
Hipermetafisika mengungkap bahwa akar segala
masalah terletak pada keterputusan vertikal. TVT & tasawuf sebagai bentuk aplikasi praktis menawarkan
paradigma penyembuhan yang bersifat total, integral & spiritual.
Saran
- Integrasi TVT dalam kurikulum psikologi Islam.
- Peningkatan pelatihan terapis sufistik
profesional.
- Penelitian empiris untuk menguji dampak
praktik terapi tasawuf.
Rekomendasi
- Institusi kesehatan mental Islam dapat
mengadopsi pendekatan TVT.
- Pemerintah mendukung penelitian pengembangan
terapi berbasis nilai spiritual.
- Akademisi mengembangkan teori ini secara
interdisipliner.(ms2).