Medang Deras Batu Bara. portalmedan // Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Program Desa Binaan yang di gagas oleh Program Studi Ilmu Administrasi Publik (IAP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar kegiatan pelatihan untuk pemberdayaan perempuan pesisir pengupas tamin di Desa Pakam, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, tanggal 7 Agustus 2025 bertempat di Aula Kantor Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Batubara.
Kegiatan ini secara resmi di buka oleh
Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Sekretariat Daerah Kabupaten Batu
Bara, Bapak Drs. Bambang Hadi Suprapto, M.Si., serta turut dihadiri oleh Kepala
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Batu Bara Dr.Ir. H.Hakim
Hasibuan, M,Si, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Medang Deras Bapak Rizal,
S.E., Kepala Desa Pakam Kecamatan Medang Deras Bapak Rajali Pandiangan), Kepala
Dusun Benteng Desa Pakam Bapak Nukman Sulaiman dan dari Tim Abdimas Desa Binaan
USU yakni Dr. Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si, Dr. Yovita Sabarina Sitepu.,
M.Si., Wiro Oktavius Ginting, Siti Hazzah Nur R, S.Sos., M.AP., serta beberapa
perwakilan jajaran Pemerintah Kabupaten Batu Bara lainnya.
Kegiatan ini mengusung tema "Tata Kelola Limbah Pesisir dan Inovasi Produk Berbasis Kearifan Lokal", dengan sasaran utama adalah perempuan pesisir yang selama ini berprofesi sebagai pengupas Kerang Tamin atau Kupang jenis Kerang Laut Hitam (Mytilus Galloprovincialis / Mediterania) yang banyak ditemukan di Desa Pakam perairan Batu Bara.
Menurut keterangan panitia, para peserta pelatihan mayoritas berasal dari Dusun Benteng dan Dusun Pematang Pasir, dua dusun yang di kenal sebagai sentra pengupasan tamin di Desa Pakam.
Untuk mempercepat proses pelaksanaan Pelatihan Pihak Tim Panitia pelaksana juga membentuk Tim Penggerak yang terdiri dari 5 orang yakni Bapak Nukman Sulaiman yang juga sebagai Kepala Dusun(Kadus) Benteng beserta Ibu Dewi (Nyonya Kadus) sebagai Instruktur pembuat makanan / minuman Juice berbasis Kalsium, Ibu Friska sebagai Instruktur Pembuat Sate Kerang Berkalsium, Ibu Ratna sebagai Pembuat Es Dawet Berkalsium, Poniyem Teh Lemon Berkalsium dengan berbasiskan Gula Merah / Aren organik.
Sebanyak 12 peserta perempuan pengupas
tamin mengikuti pelatihan ini yakni Khodijah, Surya ningsih, Juraidah,
Ayu, Nurgaya, Aisyah, Agustina, Misyanti, Sumiati, Wagino, Muhajir, Nurul
hikmah). Mereka adalah perempuan pesisir tangguh yang telah bekerja sebagai
pengupas tamin selama 5 hingga 11 tahun dan ada juga 2 orang sebagai pencari Tamin
yakni Wagino, Muhajir. Setiap harinya, mereka bekerja mulai pukul 08.00 hingga
16.00 WIB, dengan hasil pengupasan rata-rata mencapai 15 kilogram kerang tamin
per hari, dan pendapatan berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 45.000.
Tamin yang mereka kupas merupakan hasil
tangkapan suami mereka yang bekerja sebagai nelayan. Setiap kali pulang melaut,
para nelayan biasanya membawa sekitar 3 karung tamin, dengan isi rata-rata 13
kg per karung.
Pelatihan: Dari Limbah Jadi Produk Bermanfaat
Pelatihan ini diketuai oleh Ibu Dra.
Dara Aisyah, M.Si., Ph.D dari IAP FISIP USU, dan menghadirkan Narasumber Utama
dari Program Studi Fisika Bidang Kajian Material Sciences Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU, yakni Bapak Muhammad Sontang Sihotang,
S.Si., M.Si., Ph.D.
Dalam kegiatan ini, peserta diberikan
pengetahuan dan keterampilan praktis tentang pengelolaan limbah cangkang tamin.
Para perempuan diajarkan bagaimana mengelola limbah hasil kupasan kerang yang
selama ini di buang begitu saja.
Proses pengelolaan limbah yang
diajarkan mencakup:
Mencuci dan membersihkan cangkang
tamin, Menjemur hingga benar-benar kering,
Menghaluskan hingga menjadi tepung
kalsium,
Menyimpan tepung dan merebusnya,
mengendapkannya, untuk mendapatkan air kalsium karbonat.
Melakukan proses pengendapan selama
empat hari, Setelah melalui proses tersebut, peserta juga di latih
mengaplikasikan air kalsium dari tepung cangkang tersebut dalam pembuatan
produk pangan sehat, seperti:
Kue tradisional berbasis kalsium dgn kearifan lokal Melayu, serta Minuman berbahan dasar kalsium.
Tujuan dari pelatihan ini adalah agar para perempuan pesisir dapat memperoleh pengetahuan, kemahiran, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga, sekaligus membuka potensi inovasi ekonomi rumah tangga dari bahan yang selama ini di anggap limbah.
Bantuan Peralatan
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program, tim abdimas USU juga menyerahkan bantuan 9 jenis peralatan sederhana seperti ember untuk pembersihan tamin, tampah utk penjemuran, kuali utk pengeringan, lesung utk penghancuran, saringan untuk ayakan, toples untuk penyimpanan, dan panci untuk perebusan, diserahkan kepada peserta untuk mendukung proses produksi secara mandiri.
Sebelum acara dimulai Pihak Panitia juga memberikan appresiasi kepada Para Perempuan pesisir yang telah diberikan terlebih dahulu Semangat dan Motivasi agar Pelatihan Berjalan Baik yakni dengan memberikan Penghargaan kepada Pemenag Juara 1,2 dan 3 bagi Para Peserta yang telah berhasil mengumpulkan Tepung Tamin (Juara 1 : Juraidah, Juara 2 : Khodijah, Juara 3 : Agustina), Minyak Kalsium dan Air kalsium yang terbanyak di peroleh dari sejak diadakan Pra Pelatihan 5 hari sebelum Pelaksanaan Hari H nya.
Harapan ke Depan
Melalui program ini, Koordinator Tim
Pelatihan USU berharap Desa Pakam dapat menjadi model desa pesisir inovatif
dalam pengelolaan limbah laut, sekaligus memberdayakan perempuan melalui
pendekatan ekonomi kreatif berbasis lingkungan dan kesehatan.
Melalui wawancara dengan awak media
Narasumber Utama Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si., Ph.D. mengatakan
bahwa Program Pelatihan ini juga turut berpartisipasi aktif dalam membantu
Program Pemerintah Berdampak yakni dalam upaya Penurunan Angka Prevalensi
Stunting dan Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem kepada Masyarakat Pesisir
Khususnya di wilayah Pemerintahan Desa Pakam (Dusun Benteng dan Pematang
Pasir), Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
Ketua Tim Desa Binaan Ibu Dra.Februati
Trimurni M.Si.,Ph.D. mengatakan Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dan
direplikasi ke desa pesisir lainnya di Sumatera Utara dan Indonesia. (ms2).