Kuala Tanjung. portalmedan // 25 September 2025. PT. Inalum dikenal sebagai salah satu perusahaan pengolah aluminium terbesar di Indonesia. Di balik proses produksinya, terdapat berbagai limbah industri yang selama ini dianggap sebagai masalah lingkungan. Namun, melalui inovasi dan riset, limbah-limbah tersebut memiliki potensi besar untuk diubah menjadi produk inovatif yang mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan, serta konsep ekonomi sirkular dan zero waste.
Dalam wawancara eksklusif, Dr. Muhammad
Sontang Sihotang, S.Si., M.Si., Dosen Materials Sains (Fisika Bahan) dari
Program Studi Fisika FMIPA USU, menyampaikan bahwa limbah seperti Baking Filter
Dust, Red Mud, Slag, Fly Ash, Spent Pot Lining, Aluminium Dross, Scrap Metal dan
Limbah Cair Elektrolyte (8 jenis), tidak hanya dapat didaur ulang, tetapi juga
diolah menjadi bahan bangunan berdaya manfaat tinggi.
“Banyak dari limbah ini sebenarnya memiliki potensi untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan produk inovatif seperti bahan bangunan, keramik, maupun bahan konstruksi lainnya yang ramah lingkungan,” ujar Sihotang.
Ia menambahkan bahwa pengolahan limbah tersebut mendukung penerapan model kolaborasi Hepta Helix, yang mengajak berbagai pihak seperti akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat. Kolaborasi ini diyakini mampu mempercepat pengembangan produk berbasis limbah yang bernilai ekonomi tinggi dan berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
“Kami berharap PT. INALUM dapat terus mendukung riset dan inovasi ini, agar limbah industri tidak hanya dipandang sebagai masalah, tetapi sebagai peluang ekonomi yang menguntungkan sekaligus ramah lingkungan,” ungkapnya.
Selain itu, inovasi ini juga sejalan
dengan konsep ekonomi biru dan penerapan prinsip zero waste, demi terciptanya
keberlanjutan industri yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Nukman Sulaiman selaku awak media on-line / Wartawan Daerah Batu Bara ini sangat penting untuk masa depan industri dan lingkungan di Indonesia.