Tata Kelola Limbah Pesisir Menuju Zero Waste, Ekonomi Sirkular, dan SDG’s Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Berdampak.
Bandung, portal medan // 28 Oktober 2025 - Tim Peneliti Rekayasa Sosial yang tergabung dalam PUI Karbon & Kemenyan – Universitas Sumatera Utara
(USU)-Medan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pengembangan tata kelola limbah pesisir menjadi produk inovasi berbasis pemberdayaan masyarakat.
Program ini berorientasi pada prinsip zero waste, ekonomi sirkular, serta mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG’s) di Indonesia.
Koordinator Tim Peneliti, Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si, telah melakukan penyampaian pengaduan dan audiensi awal di kediaman Gubernur Jawa Barat, H. Dedy Mulyadi, S.H., M.M. (KDM) di Lembur Pakuan Subang, pada 27 Oktober 2025 (No. 43).
Keesokan harinya, 28 Oktober 2025, beliau juga secara resmi menyerahkan surat dan Proposal Kerja Sama (PKS) ke Kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung.
Model Hepta Helix: Sinergi Ilmu dan Kemanusiaan
Dalam paparannya, Dr. Sontang menjelaskan bahwa kerja sama ini akan menggunakan model kolaborasi Hepta Helix, yakni sinergi tujuh komponen penting yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, lembaga sosial, dan masyarakat.
Model ini dirancang agar kolaborasi yang dibangun berjalan harmonis, sinergis, terpadu, dan berkelanjutan.
“Kami berharap Bapak KDM dapat menerima dan merespons baik model kolaborasi Hepta Helix ini. Melalui integrasi sains dan sosial, kita dapat membantu program pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting serta mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jawa Barat dan Indonesia,” ujar Dr. Sontang.
Program ini menyasar kelompok rentan seperti Orang Tua Jompo (OTJ), Orang Kurang Upaya (OKU), Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ), Remaja Putus Sekolah (RPS), Pengangguran, Orang dengan Kebutuhan Khusus, dan Ibu Tunggal (Janda).
Mereka akan diberdayakan untuk memanfaatkan limbah pesisir, desa, dan kota — seperti
Cangkang Kerang, Kepah, Tulang Ikan, Kepiting, Udang, Mentarang, Siput etc) menjadi Produk Inovasi (Natural Product) Kalsium Karbonat (CaCO3), Kalsium Phospat (Ca3(PO4)2), Kitosan (Chitosan), Karbon, Activated Carbon/AC, Gelatin, Kolagen, Minyak Omega 3, Protein Hidrolisat, Serbuk Silika, Kalsium Silika, etc ) yang dimanfaatkan untuk Produk Pemakanan & Minuman (Food & Beverage) sebagai bahan pangan ; Suplemen, Zat Adiktif untuk proses pertumbuhan dan peningkatan nutrisi / gizi manusia.
Inovasi Hibrida Kalsium dan Karbon Aktif untuk Kesehatan Pangan
Implementasi program ini memiliki manfaat Ilmiah besar. Melalui proses rekayasa material berbasis limbah pesisir, tim USU mengembangkan teknologi Hibrida Kalsium Karbonat (CaCO₃) dan Kalsium Fosfat (Ca₃(PO₄)₂) melalui pencampuran tepung kalsium karbonat dan fosfat dengan perbandingan 1:1 dalam proses perebusan, sehingga menghasilkan air hibrida kalsium dan activated carbon (AC).
Kombinasi bahan ini memiliki sifat kimia, biologi, dan fisika unggul sebagai:
• Agen pengikat logam berat (heavy metal removal agent),
• Agen detoksifikasi alami,
• Penjernih air,
• Penetral bau dan warna, serta
• Pengawet alami pada bahan pangan dan minuman.
“Teknologi ini mampu mengantisipasi bahaya keracunan bahan pangan akibat kontaminasi logam berat atau residu kimia berbahaya.
Inovasi ini sangat potensial mendukung Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Bapak Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam penyediaan pangan sehat dan bergizi bagi anak sekolah dan masyarakat rentan,” jelas Dr. Sontang.
Program Empowerment Communities Melalui Terapi Okupasi
Sebagai bentuk implementasi nyata, kerja sama ini akan diwujudkan dalam program pemberdayaan masyarakat (empowerment communities) melalui terapi okupasi sosial produktif.
Kegiatan dilaksanakan di gedung workshop yang dirancang sebagai pusat pelatihan, produksi, dan rehabilitasi sosial.
“Di sini para peserta bukan hanya diajarkan bekerja, tapi juga dipulihkan martabatnya. Mereka memperoleh upah berdasarkan kinerja (merit system), bukan belas kasihan.
Kerja yang nyata, upah yang layak, dan hasil yang bermanfaat,” tegas Dr. Sontang.
Peserta akan menerima upah harian sebesar Rp100.000 (sesuai UMR daerah) berdasarkan hasil kerja yang terukur, di bawah pengawasan supervisor teknis dari tim akademisi dan pelatih lapangan.
Proses pelatihan meliputi tahapan:
1. Pembersihan limbah,
2. Pencucian dan pengeringan,
3. Penghancuran manual atau mekanis,
4. Penepungan dan pengayakan,
5. Pembakaran (kalsinasi),
6. Pengemasan produk akhir (tepung kalsium karbonat).
Peralatan yang digunakan sederhana namun efektif, seperti ember, baskom, kuali, sudip, tampi, ayakan, alu, kompor gas, toples, dan kemasan plastik atau botol.
Dengan peralatan ini, masyarakat dapat memproduksi bahan bernilai ekonomis dari limbah rumah tangga dan pesisir dengan cara ramah lingkungan dan pemanfaatan potensi kearifan local (local wisdom).
Dampak Sosial, Ekonomi dan Terapi Okupasi Bermartabat
Program ini berdampak langsung pada pemulihan sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat.
Melalui aktivitas produktif, peserta memperoleh:
• Keterampilan baru,
• Pendapatan harian yang stabil,
• Rasa percaya diri, dan
• Terapi sosial melalui kerja bermakna & bermartabat.
“Setiap sendok tepung kalsium yang mereka hasilkan bukan hanya produk, tapi bukti bahwa manusia masih bisa berguna dan bermartabat,” tutur Dr. Sontang.
Dukungan Pemerintah Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat H. Dedy Mulyadi (KDM) diharapkan menyambut baik inisiatif ini.
Menurut tim peneliti KDM mengharapkan program yang menggabungkan sains, budaya, dan empati sosial sejalan dengan arah pembangunan manusia Jawa Barat yang berkeadaban, dengan berharapkan ;
“Kalau riset ini berjalan dengan baik, manfaatnya bukan hanya lingkungan bersih, tapi juga rakyat sejahtera dan bebas dari bahaya pangan beracun. Ini sejalan dengan visi - misi Pemeritah Jawa Barat ” .
Melalui kerja sama ini, USU dan Pemerintah Jawa Barat berkomitmen menjadikan proyek ini sebagai Model Nasional Tata Kelola Limbah Berbasis Inovasi Sosial dan Sains Terapan, sekaligus mendukung agenda Zero
Waste 2045.
Pendekatan Hepta Helix ini diharapkan menjadi contoh integrasi ilmu pengetahuan, lingkungan, ekonomi, kemanusiaan dan terapi yang konkret, realistic, logis dan bermartabat.
“USU hadir bukan sekadar lembaga riset, tapi sahabat pemerintah dalam membangun peradaban lingkungan yang dinamis, sehat dan manusiawi,” tutup Dr. Sontang optimistis.
Kontak Media:
Tim Peneliti Rekayasa Sosial
PUI Karbon & Kemenyan – Universitas Sumatera Utara (USU)-Medan.e-mail: rekayasasosialusu2025@gmail.com, muhammad.sontang@usu.ac.id,
PUI Karbon & Kemenyan – Universitas Sumatera Utara (USU)-Medan.e-mail: rekayasasosialusu2025@gmail.com, muhammad.sontang@usu.ac.id,
HP / WA :+62-822-6808-5959
Koordinator Tim : Kh. Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si (Dosen Fisika FMIPA USU-Medan Sumatera Utara)







